Jakarta-b-oneindonesia–Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela rangkaian acara KTT ke-35 ASEAN memberikan apresiasi atas inisiatif Indonesia dalam membentuk Outlook ASEAN yang membahas kerja sama Indo-Pasifik. Inisiatif Indonesia tersebut pada akhirnya diadopsi oleh seluruh negara anggota ASEAN.
“PM Modi menekankan dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dan mengapresiasi inisiatif Presiden Jokowi (Indonesia) di dalam membentuk Outlook ASEAN ini yang pada akhirnya diadopsi oleh semua negara ASEAN,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan resmi di Hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, Minggu (3/11/2019).
Retno melanjutkan, pandangan ASEAN tersebut dirasakan sejalan dengan konsep serupa yang dimiliki Perdana Menteri Modi. Kesamaan visi tersebut menjadikan India sebagai salah satu negara pertama yang menyambut baik implementasi pandangan ASEAN tersebut.
India sendiri merupakan mitra penting bagi Indonesia. Oleh karena kerja sama politik kedua negara yang selama ini berjalan dengan sangat baik, keduanya merasa diperlukan adanya peningkatan kerja sama ekonomi yang lebih jauh dari kedua negara.
“Karena kerja sama politik kita bagus, maka ini harus direfleksikan dalam kerja sama ekonomi. Presiden juga membahas mengenai masalah sawit. Intinya adalah PM Modi siap memberikan treatment yang fair terhadap sawit Indonesia,” kata Retno.
Selain itu, PM Modi memberikan apresiasi atas kiprah Indonesia sebagai bagian dari anggota pendiri The Coalition for Disaster Resilient Infrastructure (CDRI) yang didirikan pada September 2019. Koalisi internasional tersebut bertujuan untuk mempromosikan ketahanan sistem infrastruktur terhadap risiko iklim dan bencana sehingga memastikan pembangunan berkelanjutan.
“Jadi Indonesia adalah 1 dari 12 founding member untuk inisiatif CDRI ini,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut di antaranya Menko Polhukam Mahfud Md, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Komentar