Jakarta, b-Oneindonesia – Sekretaris Jenderal Partai Beringin Karya ( Berkarya) Henrawan menyelenggarakan Musyawarah Nasional ( Munas) dengan agenda memperbaharui AD/ ART dan konsolidasi organisasi di Acacia Kramat Raya Jakarta Pusat Sabtu (18/06/22). Dengan harapan adanya munaslub maka seluruh kader menyatukan tekad untuk menyongsong kejayaan di masa depan.
Terlebih lagi, dalam waktu dekat seluruh parpol termasuk Partai Berkarya akan menghadapi pendaftaran sebagai peserta pemilu pada Agustus 2022.
“Persiapan kita menghadapi pemilu, alhamdulillah kita telah melaksanakan secara maksimal,” ujarnya.
“Terkait adanya perselisihan untuk menghambat proses konsolidasi, kini masih adanya tarik menarik di daerah terhadap proses verifikas, kita yakin akan lolos,” ujar Henrawan.
Munas Partai Berkarya yang berlangsung 18-19 Juni 2022 bertemakan” Membangun dan Berkarya untuk Indonesia Jaya’.
Ditanya apakah keluarga Cendana akan berpartisipasi lagi sebagai pihak yang dari awal mendirikan partai ini, Henrawan menjawab bahwa meski sekarang mereka tidak begitu aktif, namun politik itu dinamis.
“Bisa saja mereka akan kembali come back turut serta membesarkan partai, terutama menghadapi pemilu 2024 yang akan datang,” tegasnya.
Partai Berkarya saat ini memiliki 143 kursi di DPRD seluruh Indonesia.
“Yang menjadi persoalan, mereka kerap ditekan oleh oknum yang mengklaim partai berkarya. Mereka akan di PAW- kan. Tapi kami juga akan mem PAW- kan,” jelasnya.
Dikatakan Henrawan, “awalnya kami partai berkarya merupakan satu kesatuan, setelah Munaslub Kemang atas persetujuan forum, kami mengganti Sdr. Muchdi PR karena dalam perjalanannya dia lakukan pelanggaran-pelanggaran” ujarnya.
“Karena partai milik bersama, mengurus partai harus dilakukan secara demokratis, bukan seperti mengurus perusahaan, memimpin partai bukan seperti teknokrat tapi harus demokratis, maka kita harus sesuai sistem agar sampai ke tujuan, bukan orang pereorang,” tegasnya.
Ketum Partai Berkarya Syamsu Djalal mengatakan sejak dulu dirinya menganggap Partai Berkarya hanya satu yakni yang dipimpinnya saat ini.
“Tidak ada dualisme, karena saya menganggap yang sah setelah keputusan MA adalah Partai Berkarya yang saya ketuai,” jelasnya.
Dirinya pun menyindir jika Partai yang mengaku berkarya pimpinan Muchdi PR hanyalah partai yang digunakan untuk mencari uang saja.
“Partai itu digunakan untuk tempat berpolitik, bukan mencari uang,” tegasnya.
Komentar