Jakarta, b-oneindonesia- Dengan dukungan penuh dari Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri untuk mempererat hubungan Indonesia-Vietnam, sebuah pameran foto dilaksanakan dalam rangka perayaan 60 tahun hubungan kedua negara.
Pameran itu menampilkan foto-foto ketika Pendiri Indonesia Soekarno dan Bapak Bangsa Vietnam Ho Chi Minh saling bertukar kunjungan pada pada tahun 1959 lalu.
Pameran yang digelar di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat itu dibuka oleh Menlu RI Retno Marsudi dan Wamenlu Vietnam Bui Thanh Son. Hadir Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Menteri PAN dan RB Tjahjo Kumolo, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menggarisbawahi bahwa Bung Karno dan Ho Chi Minh mendasarkan hubungan keduanya dalam semangat membangun persaudaraan dunia, kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Keduanya lalu memelopori sebuah gerakan di dalam mewujudkan tata dunia baru yang berkeadilan, damai, dan tidak ada penjajahan antarbangsa.
“Keduanya menunjukkan bagaimana semangat persahabatan yang sejati dibangun diantara kedua pemimpin. Dan hasilnya kita hadir sebagai bangsa yang disegani di dunia dan punya prinsip-prinsip sebagai negara yang berdaulat,” kata Hasto, Jumat (8/11/2019).
Sementara Menlu Retno Marsudi menjelaskan bahwa pertukaran kunjungan antara kedua tokoh itu punya makna fundamental. Sebab itulah yang mendasari persahabatan antara kedua negara yang berlangsung hingga saat ini.
“Persahabatan tak bisa dibangun dalam satu malam saja. Dalam konteks ini, persahabatan pendiri negara kita Bung Karno dan Presiden Vietnam Bapak Ho Chi Minh punya arti strategis,” kata Menlu Retno Marsudi.
Menurut Retno, pameran ini memiliki makna strategis mengingat tahun ini kedua negara melaksanakan perayaan persahabatan kedua negara yang ke-60. Dan Indonesia serta Vietnam akan sama-sama menjadi anggota tak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
“Ini bukan pertama kalinya, karena kita juga pernah sama-sama di tahun 2008. Maka itu kami sangat bahagia bisa ikut merayakan hubungan ini. Dan tentu kita harus berterima kasih kepada Ibu Megawati Soekarnoputri yang telah selalu mendukung terselenggaranya acara ini,” ujar Retno.
Diapun mengutip sebuah pernyataan legendaris dari Bung Karno sebagai pemaknaan atas esensi pameran itu.
“Bahwa kita tak boleh sekali-kali melupakan sejarah. Karena sejarah inilah yang mengubah dan menentukan siapa kita saat ini,” ujar Retno.
Sementara Wamenlu Vietnam Bui Thanh Son menyatakan apresiasi serta penghargaan yang tinggi atas kehangatan Indonesia terhadap Vietnam. Menurut dia, Indonesia selalu berada di sisi Vietnam dalam memperjuangkan kemerdekaannya sejak awal.
“Bung Karno memainkan peran penting dalam mempromosikan kemerdekaan di negara Asia dan Afrika, termasuk Vietnam, lain melalui semangat Konferensi Asia – Afrika 1955. Semangat konferensi itu yang mendorong Paman Ho dalam mendorong kemerdekaan Vietnam,” kata Bui Thanh Son.
Kini, hubungan kedua negara sudah berlangsung 60 tahun. Pemerintah Vietnam memberi selamat kepada Indonesia yang menyelesaikan Pemilu 2019 dengan baik. Kata Bui Thanh Son, pihaknya yakin Indonesia akan selalu memainkan peran aktif di berbagai forum. Vietnam juga yakin Indonesia akan menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2045.
Maka kemitraan strategis diantara kedua negara akan sangat penting bagi Vietnam. Dan pihaknya bersyukur karena Presiden Jokowi dan Menlu Retno selalu membantu untuk mempromosikannya.
Menlu Son menegaskan pihaknya sangat menghargai terselenggaranya pameran tersebut.*Kisah Sepatu Paman Ho Di Pertemuan dengan Keluarga Bung Karno
PDI Perjuangan melihat hubungan Bapak Bangsa Indonesia Soekarno dengan Bapak Bangsa Vietnam Ho Chi Minh sangatlah dekat. Hubungan kekeluargaan diantara kedua tokoh itu memang sangat erat sejak dulu.
Seperti diceritakan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, sejak awal kedua tokoh itu adalah bapak bangsa bagi bangsanya masing-masing.
Ketika Ho Chi Minh berkunjung ke Indonesia pada 1959, Bung Karno membawanya ke rumah dan memperkenalkan kepada semua anggota keluarganya. Salah satu yang hadir adalah Megawati Soekarnoputri, putri sulung Soekarno yang belakangan menjadi presiden RI kelima serta Ketua Umum PDI Perjuangan.
Saat itu ada dialog menarik antara Megawati dengan pendiri Vietnam yang disapa akrab sebagai ‘Paman Ho’ itu.
Megawati bertanya kepada Paman Ho soal kebiasaannya memakai sandal. Padahal, berdasarkan pengalaman Megawati saat itu, seorang pemimpin negara biasanya memakai sepatu.
“Tapi kenapa Paman Ho begitu sederhana menggunakan sandal? Lalu Paman Ho menjawab bahwa itu adalah bagian dari perjuangan, beliau tetap hidup sederhana mengenakan sandal sampai bangsa Vietnam benar-benar merdeka,” jelas Hasto menceritakan kisah itu di sela pameran peringatan 60 tahun hubungan Indonesia-Vietnam.
Pameran itu dilaksanakan di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019), dengan ditampilkannya foto-foto pertemuan kedua pemimpin saat saling berkunjung di tahun 1959.
Kembali ke cerita awal Hasto. Megawati disebutnya bisa memahami bagaimana Paman Ho melakukan perjuangan kemerdekaan yang dilaksanakan dengan penuh semangat patriotisme.
“Jadi kita bisa belajar tentang kesedehanaan seorang pemimpin yang bergerak karena keyakinan memerdekakan bangsanya. Disitulah Bung Karno dan Paman Ho disatukan oleh cita-cita yang bisa menentukan nasib bangsa di tangan diri sendiri,” kata Hasto.
Megawati sendiri tak bisa hadir di saat pembukaan pameran itu. Walau awalnya dijadwalkan hadir, pesawat yang membawa Megawati dari Jepang belum mendarat di Indonesia. Itu sebabnya Hasto yang mewakili Megawati di acara pembukaan pameran.
Apapun itu, Hasto menyatakan pameran ini menggambarkan bagaimana semangat persahabatan yang sejati dibangun diantara kedua pemimpin. “Dan hasilnya kita hadir sebagai bangsa yang disegani di dunia dan punya prinsip-prinsip sebagai negara yang berdaulat,” tandas Hasto.
“Kami harap ini bisa membantu anak muda saat ini untuk mengerti dan menghargai persahabatan dan kerja sama strategis antara Indonesia dan Vietnam, dan selalu menjaganya ke depan,” kata Hui Thanh Son.
Komentar