Ada Apa Dengan Tempo?

(Curhatan Anak Mantan Wartawan Majalah Tempo, Nona Gayatri Nasution)

Jakarta, B-Oneindonesia.com-Majalah Tempo membawa banyak sejarah panjang untuk keluarga saya, dan mengisi memori saya dari masa kecil tentang betapa hebatnya seorang wartawan. Karena kebetulan ayah saya merupakan bagian dari keluarga besar Tempo. Saya sering mendengar bagaimana perjuangan beliau dalam mencari berita bahkan dulu tulisan beliau begitu fenomenal pada zamannya ketika beliau menulis peristiwa gunung galunggung. Melihat perjuangan ayah saya ketika jadi wartawan lah yang mengisnpirasi saya untuk kuliah jurusan mass communication.

Pendirian majalah Tempo pada 1971 diawali perundingan enam orang wartawan. Goenawan Mohamad, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan dan Tokoh pers hebat lainnya dikala itu. Tempo juga berhasil terdepan menjadi acuan masyarakat umum dalam mencari berita.

Seiring dengan perkembangan zaman Tempo juga berhasil bertahan dengan gempuran perkembangan teknologi dan beralih platform digital.

Yang saya sayangkan, kenapa Tempo selalu memiliki sudut pandang negatif soal Prabowo dari pertama kali Prabowo terjun kedunia politik di tahun 2009 dengan mendirikan Gerindra. Dalam Majalah Tempo Edisi 9-15 Februari, wartawan senior Majalah Tempo, Goenawan Muhammad (GM), dalam Catatan Pinggir (Caping) menyebut capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mencoba memecah belah Majalah Tempo yang terkenal kritis.

Bersekongkol dengan Menteri Penerangan waktu itu, Harmoko, Prabowo berencana memecah belah Tempo dari dalam. Dan hal itu sudah dibantah Fadli Zon orang terdekat Prabowo. Tempo beberapa kali menyudutkan Prabowo dengan dalih memiliki bukti tapi ketika terbantahkan dia akan mencari lagi sudut lainnya.

Bahkan pada Pemilu 2024 dengan mengambil pendapat Pakar hukum tata negara Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, mengatakan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dikhawatirkan akan mengooptasi aparat penegak hukum bila memenangi Pilpres 2024 yang dimuat dalam platform media milik Tempo.

Sekarang ketika Prabowo memenangkan pilpres Tempo terus kritisi mengenai program makan bergizi gratis untuk anak anak Indonesia. Dan terus dengan agresive memberitakan untuk membatalkan program ini, lagi lagi mengatasnamakan sumber terpercaya ala Tempo.

Padahal kenyataannya hasil pleno KPU Prabowo-Gibran menang dengan perolehan suara 96.214.691 dari total keseluruhan suara sah nasional sebanyak 164.227.475 artinya masyarakat berharap besar dengan Program Prabowo.

Karena Tempo sudah habis bahan untuk Mengkritik Prabowo maka , diambil jalan belakang dengan menghajar habis orang kepercayaan Prabowo. Bahkan menyerang pribadi Sufmi Dasco Ahmad Ketua Harian Partai Gerindra yang pada Pemilu lalu Sebagai Ketua Bappilu Pilpres 2024.

Ada apa dengan Tempo? Ada apa dengan Gunawan Muhammad? Sampai kapan mereka terus menyerang Prabowo?

Pada pilpres 2019 ayah saya juga pernah protes keras dengan Bambang Harimurti soal sikap Tempo yang terlihat sangat kasar. Bahkan ayah saya sampai mengurungkan niatnya untuk hadir dalam acara reuni keluarga besar Tempo pada 5 Mei 2024.

Komentar