Jakarta, Ketua Umum Negeriku Indonesia Jaya (Ninja) C. Suhadi mengaku terkejut melihat keberanian seorang Nikita Mirzani yang mengkritisi kepulangan Habib Riziek Shihab (HRS) ke Indonesia beberapa hari lalu. Pasalnya akibat kepulangannya itu akses dari dan menuju bandara macet total sehingga aktivitas penerbangan mengalami penundaan.
“Terkejut saya melihat keberanian seorang Nikita Mirzami yang sedang berseteru dengan tokoh HRS, yang belum lama ini pulang ke Indonesia dari pertapaannya selama kurang lebih 3 tahun di Arab,” ujarnya melalui keterangan pers, Jumat (13/11/2020).
Suhadi katakan, Nikita seorang artis yang selama ini dikenalnya via medsos, rupanya bukan perempuan sembarangan. Itu terbukti dari sikapnya yang saya selalu ikuti tidak ada sikap takut terhadap tokoh yang dianggap punya banyak pengikut fanatiknya itu.
“Itu terbukti sewaktu penyambutan kepulangan sang tokoh, bukan hanya terjadi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya tapi juga menyisakan rusaknya sarana dan prasana Bandara Soeta (Soekarno Hatta),” katanya.
Suhadi menjelaskan bukan hanya kerusakan fasilitas bandara tapi juga hampir seluruh jadwal penerbangan cancel, karena jalan yang menuju bandara macet parah sehingga tidak dapat dilalui. Rupanya keadaan macetnya Jakarta dan sekitarnya itu disikapi dengan kritis oleh seorang Nikita, dengan memposting ciutan kejengkelan di akun twitternya.
Dan sudah di pasti kan ciutan itu telah mendapat tanggapan negatif dari pendukung HRS termasuk akan melaporkan Nikitta ke polisi.”Namun atas rencana laporan tersebut Nikita tidak gentar sedikitpun, malah di tantangnya orang yang melaporkan, seru!,” tegasnya.
Suhadi mengatakan barangkali kalau memang kelompok Islam garis keras yang digawangi HRS benar-benar akan melaporkan seorang Nikita, maka dipastikan jagat medsos akan ramai dengan berita-berita kasus HRS yang akan menjadi bola liar berkaitan dengan kasus-kasus lama yang menjerat HRS. Terutama kasus asusilanya dengan seorang perempuan berinisial FH, karena dalam kasus tersebut HRS sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Bukan hanya itu, juga terhadap kasus-kasus lainnya akan menjadi bola liar. Satu persatu pelapor akan mendatangi kepolisian untuk ditindaklanjuti ke proses hukum.”Dan ini terbukti, sebelum cuitan Nikita menjadi bola panas pengacara kondang sekelas Hendry Yoso telah turun gunung meminta kepada polisi agar laporannya di tindak lanjuti,” jelasnya.
Suhadi menambahkan dengan gerakan yang masif mau tidak mau penyidik akan mengambil sikap untuk memproses laporan masyarakat. Itu artinya kepulangan seorang HRS bukan lepas dari jerat hukum walaupun barangkali kerumunan masa yang terjadi dalam rangka menekan aparat hukum dan pemerintah adalah sebuah skenario besar untuk bargaining, dan itu dibangun oleh sekelompok elit partai barangkali.
“Sehingga gerakan masa yang terkonsentrasi di bandara dengan ramainya rumor bekas tokoh penting ada dibelakang pemulangan seorang HRS, barangkali adalah bagian dari strategi saja agar masalah hukum HRS tidak tersentuh,” tuturnya.
Barangkali sang tokoh lupa, sambung Suhadi, zaman sudah berubah dan kelompok-kelompok yang selama ini diam mulai juga gerah yang terus menerus mempolitisasi agama sebagai baju perjuangan.
“Gerakan perlawanan memang harus sudah dimulai, sebelum kita mendengar caci maki menggema di belahan dunia satire, dimana aparat penegak hukum dibuat tidak berdaya.
Ayo Nikita, Bang Hendry, Pak Petrus dan yang lainnya, karena kita harus menjadi bagian dari perlawanan itu. Berani!,” ujarnya.
Komentar