Jakarta, B-Oneindonesia – Setelah pemilu selesai, kegaduhan muncul dari Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu atau Sirekap KPU. Banyak pihak yang nyorotin kejanggalan data di Sirekap. Di medsos, khususnya X (Twitter), banyak netizen ngeshare screenshot yang nunjukkin perbedaan data perolehan suara yang dimuat dalam formulir hasil penghitungan suara (C.Hasil) di tiap TPS dengan data yang diinput di Sirekap.
Banyaknya kesalahan data ini pun menimbulkan kecurigaan di publik. Apa ada kesengajaan buat curang? Ketua KPU Hasyim Asy’ari nggak membantah ada perbedaan data antara formulir C.Hasil dan Sirekap.
Tapi, kata dia, nggak ada maksud curang atau manipulasi. Menurut Hasyim, ada kesalahan sistem membaca angka yang ditulis KPPS.
Selanjutnya, KPU bilang nanti ada perbaikan data kalo ada ketidaksesuaian data. Terus, KPU juga bilang kalo sebenernya Sirekap tuh alat bantu aja, bukan hasil resmi rekapitulasi suara. Penghitungan suara tetep dilakukan manual berjenjang.
Melihat itu, Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Agustyati (Ninis) menilai Sirekap belum siap digunakan di Pemilu 2024. Selain perolehan suara pilpres, Ninis juga nyorotin perbedaan data antara jumlah perolehan total suara partai dengan jumlah akumulasi perolehan suara yang didapatkan caleg.
Menurutnya, KPU perlu ngebenahin Sirekap.
KPU pun kabarnya udah ngeluarin instruksi supaya rekapitulasi suara Pemilu 2024 di tingkat kecamatan ditunda buat ngebenerin Sirekap. Di Bali misalnya, semua kecamatan lagi setop rekapitulasi suara. Banten dan Kalimantan Utara juga gitu.
Tapi KPU bantah kalo ada penghentian sementara di tingkat kecamatan. Menurut komisioner KPU Idham Holik, rekapitulasi suara tetep jalan. Tapiii (lagi), Idham ngakuin kalo sempet ada penghentian data di Sirekap. Soalnya, KPU lagi sinkronisasi data. Dia pun negesin kalo KPU berupaya memberikan informasi publik secara akurat.
Komentar