Jakarta, b-Oneindonesia – Pada masa pandemi Covid-19, naluri seorang ibu dan istri melindungi dan menjaga anggota keluarga, sehingga seringkali mengambil peran sebagai manajer keluarga guna memastikan seluruh anggota keluarganya dalam keadaan baik dan sehat. Tak hanya itu, perempuan juga memiliki 3 (tiga) peran strategis selama di rumah, yakni memenuhi kebutuhan keluarga, mendampingi putra-putrinya belajar di rumah, serta bagi perempuan pekerja mereka harus menyelesaikan pekerjaan kantornya.
Bagi Perempuan Bali, mereka juga berperan aktif dalam kegiatan keagamaan dan tradisi. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga yakin Perempuan Bali merupakan perempuan tangguh.
“Perempuan Bali tetap mampu memastikan seluruh anggota keluarganya dalam keadaan baik dan sehat selama pandemi Covid-19. Seperti perempuan di wilayah lainnya, tak jarang mereka juga berperan mendampingi anak-anaknya belajar di rumah, pencari nafkah membantu perekonomian keluarga, dan peran penting dalam rangkaian kegiatan keagamaan. Meskipun begitu, satu hal yang tidak berubah dari dulu hingga sekarang, Perempuan Bali adalah pejuang tangguh,” tutur Menteri Bintang pada Seminar Nasional Gender/Perlindungan Anak dengan tema Kiprah Perempuan Bali pada Era New Normal yang diselenggarakan oleh Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar secara virtual.
Menteri Bintang yakin Perempuan Bali mampu menghadapi pandemi Covid-19 karena mereka identik dengan sifatnya yang pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Selain kekuatan Perempuan Bali, budaya gotong royong dan saling tolong menolong juga sangat kental dan turun menurun pada masyarakat Bali hingga sekarang.
Sebagai upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 pada klaster keluarga, Kemen PPPA telah mengeluarkan Protokol Kesehatan Keluarga Pada Masa Pandemi Covid-19. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada jajaran Kemen PPPA agar dapat melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan wabah Covid-19 pada klaster keluarga, dengan melibatkan perempuan sebagai tokoh yang berperan kuat dalam kehidupan keluarga.
Dosen Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar, I Gusti Ayu Diah Yuniti mengatakan selama masa pandemi Covid-19, selain menjalankan 3 peran strategis, Perempuan Bali pun tetap mampu menjadi penopang ekonomi keluarga sekalipun terkena dampak Covid-19.
“Selama masa pandemi, sektor pariwisata di Bali banyak ditutup, dan pekerja pun terkena dampak dirumahkan, tak terkecuali bagi pekerja perempuan. Namun, Perempuan Bali tidaklah menyerah. Mereka langsung berusaha mencari mata pencaharian lainnya untuk menopang ekonomi keluarga, salah satunya membuat masker dari kain tradisional Bali. Perempuan Bali juga harus pintar mengatur waktu agar semuanya bisa dilakukan dengan baik. Akan lebih baik, jika suami ikut mendukung peran perempuan tersebut. Hal inilah yang menjadikan sebuah rumah tangga tetap harmonis,” tutur I Gusti Ayu Diah Yuniti.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus (UHN IGB) Sugriwa Denpasar, Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani mengatakan selain menjadi pelaku aktif tradisi, Perempuan Bali juga berperan sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mereka memastikan ketahanan pangan keluarga, menjadi dokter keluarga atau pemerhati dan penyedia alat kesehatan keluarga, sumber kenyamanan keluarga, guru bagi anak-anaknya, aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19, serta sumber kekuatan bagi keluarga dalam menghadapi Covid-19.
“Melalui diskusi pada hari ini, besar harapan saya akan memunculkan kesadaran, upaya, partisipasi, dan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung tujuan kita bersama, yaitu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan memberikan perlindungan kepada anak-anak di Provinsi Bali. Saya pun yakin potensi Perempuan Bali adalah kekuatan bagi pembangunan bangsa, menuju perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju,” tutup Menteri Bintang.
Komentar