Jakarta b-oneindonesia-Direktur Jenderal Konsevasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Wiratno mengatakan bahwa pembangunan prasarana dan penataan wilayah ekosistem komodo dilakukan agar pengunjung tidak bersinggungan langsung saat melihat satwa.
Hal tersebut ia sampaikan pada diskusi daring yang dilaksanakan pada Rabu (28/10).
“Penataan dan pembangunan dilakukan agar semuanya terlihat baik, membuat satu sistem yang bagus. Pengunjung tidak bersinggungan langsung dengan satwa komodo”, kata Wiratno.
Wisata eksklusif yang tengah dipersiapkan oleh pemerintah di Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tidak lepas dari viralnya foto seekor Komodo yang seolah sedang menghadang truk masuk di kawasan Loh Buaya, Pulau Rinca bagian Taman Nasional Pulau Komodo.
Terkait proses pembangunan yang dikerjakan oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wiratno mengatakan bahwa prosesnya dilakukan dengan protokol ketat.
“Kegiatan pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat harus dilakukan, karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia namun tetap prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut yang ditetapkan sejak dari perencanaan ruang kelola di Taman Nasional Komodo (TNK)”, ujarnya
Lanjut Wiratno, proses pembangunan akan dijaga 10 orang ranger setiap harinya untuk memastikan tidak ada komodo yang masuk ke wilayah projek pembangunan. “Komodo tidak diusir hanya digiring ke tempat yang aman’, ujarnya.
Wiratno mengatakan bahwa ia akan segera hadir memastikan langsung proses pembangunan area wisata di Taman Nasional Pulau komodo pada Jumat ini (30/10).
Disebutkan pembangunan prasarana yang akan dibangun meliputi Dermaga Loh Buaya. Dermaga ini dibangun dengan konsep unik seperti Huruf Y model yang bercabang laiknya lidah komodo dan juga tongkat guide naturalis disana.
Pembangunan prasarana lainnya yakni elevated deck, pengaman pantai, pusat informasi, pondok ranger dan juga para peneliti.
Elevated deck yang dibangun menyerupai ekor komodo dimaksudkan agar pengunjung melihat komodo langsung dari atas dan tidak bersentuhan langsung dengan satwa liar tersebut.
“Information center ada di Labuan Bajo nantinya akan dibangun terpadu dan sarana yang terpencar-pencar akan disatukan, tetapi pembangunan bukan untuk privat sector”, tutupnya.
Komentar