Jakarta b-oneindonesia-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan webinar dengan judul “Meretas Jalan Satwa Liar Kembali ke Alam dimasa Pandemi Covid-19”. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat 29 Mei 2020 pukul 14.00-17.00 WITA, berhasil menarik perhatian sekitar 1000 orang peserta yang berasal dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, swasta, NGO/LSM, akademisi, mahasiswa, asosiasi, komunitas, pemerhati lingkungan dan kehutanan, insan pers dan kelompok pemuda dan perempuan yang berasal dari seluruh Indonesia.
Webinar ini diselenggarakan serangkaian dengan Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2020 yang jatuh pada tanggal 22 Mei yang tahun ini mengambil tema “Our solution are in nature”. Tujuan Webinar ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pihak melalui penyebaran informasi dan literasi terkait kebijakan konservasi kelola satwa liar dimasa pandemi Covid-19. Disamping itu juga untuk memperkuat jejaring kerja dan kerjasama dalam pengelolaan dan pelestarian satwa liar bersama para pihak.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK, Indra Eksplotasia, sebagai keynote speaker webinar ini menekankan pentingnya aspek biosafety dan biosecurity dalam pelepasliaran satwa liar dimasa pandemi Covid-19. Dirinya juga mengapresiasi penyelengga dan antusiasme peserta seminar. “Apresiaisi kepada BBKSDA Sulsel dan juga peserta webinar yang berasal dari seluruh Indonesia atas antusiasmenya mengikuti webinar dari awal sampai akhir,” ujarnya.
Selanjutnya Thomas Nifinluri, Kepala Balai Besar KSDA Sulsel mengatakan tema Webinar ini memberi pesan kuat tentang arti pentingnya kelestarian keanekaragaman hayati (kehati) kepada masyarakat, keluarga dan lingkungan melalui penanaman pentingnya nilai-nilai untuk menjaga, merawat dan melestarikan kehati terutama kelestarian satwa.
Lebih lanjut Thomas menjelaskan, jika lndonesia sebagai negara mega biodiversity memiliki 720 jenis mamalia (13% jumlah jenis di dunia), 1.605 jenis burung (16% jumlah jenis dunia), 723 jenis reptilia (8% jumlah jenis dunia), 385 jenis amphibia (6% dari jumlah jenis dunia), dan 1900 jenis kupu-kupu (10% dari jumlah jenis dunia). Dalam hal keragaman jenis flora, Indonesia telah mengidentifikasi 91.251 jenis tumbuhan berspora (6% dari jumlah jenis dunia), dan 19.232 spermatophyta dari sekitar 30.000-40.000 yang ada di Indonesia. Namun demikian, tekanan keterancaman kelestarian spesies harus diwaspadai dan diantisipasi.
Webinar ini menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi dalam pengendalian perburuan satwa liar, menegakkan hukum terhadap pelaku perburuan satwa liar ilegal, serta upaya agar satwa yang dilepasliarkan adalah satwa yang betul-betul telah siap kembali ke alam.
Guna mengurangi jumlah satwa terancam punah, diperlukan pengendalian perdagangan satwa liar sesuai ketentuan. Pengkajian komprehensif dan selektif terhadap calon penangkar dan lembaga konservasi dari aspek finansial menjadi penting, sehingga tidak kesulitan bila terjadi krisis, seperti yang terjadi dimasa pandemi ini.
Selain itu diharapkan agar kegiatan pelestarian satwa liar lebih bergairah, sehingga dapat menunjang pemanfaatan satwa liar yang lestari, salah satunya dengan mengintensifkan kegiatan pengayaan habitat satwa di alam dengan menyiapkan pengembalian populasi di habitatnya/program pelepasliaran, terutama bagi jenis-jenis satwa yang rentan terhadap ancaman kepunahan. Dengan langkah tersebut diharapkan peredaran satwa liar di Indonesia dapat dikendalikan dengan baik dan tertib, sehingga pelestarian satwa liar yang merupakan kekayaan bumi Indonesia bisa terjamin kelestariannya.
“Hasil diskusi lain yg tidak kalah pentingnya adalah bagaimana meningkatkan literasi dan kepedulian publik tentang pentingnya keberadaan satwa liar di alam sebagai bagian dalam keseimbangan lingkungan dan ekosistem.” kata Thomas.
Ditekankan juga olehnya agar pembelajaran praktek cerdas yang dilakukan oleh masyarakat dan swasta tentang pengelolaan dan pelestarian satwa liar yang memperhatikan kesejahteraan satwa (animal welfare) dengan five freedom nya, penting dipromosikan melalui media sosial dan online news untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian satwa liar.
Webinar ini disajikan dalam dua sesi pemaparan narasumber, yaitu sesi pertama tentang Kebijakan Pengelolaan Satwa Liar, Aspek Legal dan Kesejahteraan Satwa Liar Dimasa Pandemi yang dipaparkan secara berturut-turut oleh Kepala Balai Besar KSDA Sulsel Thomas Nifinluri, Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi Dodi Kurniawan, dan Zulfikar Basrul dari Fakultas Kedokteran UNHAS. Disesi kedua didiskusikan tentang Pembelajaran Pengelolaan Satwa Liar di Tingkat Tapak oleh Manager Lembaga Konservasi Gowa Discovery Park, Idris, dan tentang Kelola Satwa Liar Bersama Masyarakat di Pantai Mampie Polewali Mandar Provinsi Sulbar oleh ketua Sahabat Penyu, Yusri, serta diakhiri pemaparan oleh Anis Kurniawan selaku Direktur online news Klik Hijau tentang Efektivitas Literasi Konservasi dan Satwa Liar di Era New Normal Life.
Antusias dan semangat peserta webinar terlihat saat jalannya paparan materi. Jalannya webinar yang interaktif dipandu oleh ASN inspiratif 2018, Hunggul Yudhono, dengan pembahas Ngakan Putu Oka, Guru besar Fahutan UNHAS dan Ikeu Sri Rejeki, Analis data dan kebijakan Direktorat KKH.
Peserta webinar mendapat ilmu dan informasi, juga sertifikat dan hadiah bagi peserta yang beruntung. Beberapa peserta dalam tanggapan dan pertanyaan memberi apresasi kepada BBKSDA Sulsel. ” Luar biasa giat webinar selama tiga jam memberi ilmu baru tentang arti pentingnya keanekaragaman hayati.” ujar mereka.
Komentar