Jakarta,b-Oneindonesia- Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Willem Wandik mendukung dipilihnya wilayah timur nusantara Indonesia tanah Papua menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON XX tahun 2020. untuk mensuksekan ajang tersebut, diperlukan kepercayaan pemerintah pusat kepada simbol-simbol negara yang ada di sana.
“Kondisi tanah Papua jangan didramatisir yang seolah-olah tidak aman. Saya jamin, sampai hari ini Tanah Papua aman. Dan saya optimis pelaksanaan PON akan terjaga dengan baik,” tegas Wandik saat menyampaikan interupsi dalam rapat Paripurna DPR RI di Senayan (6/2/2020).
Komisi V DPR RI ini meminta, pemerintah pusat harus percaya terhadap simbol-simbol negara yang ada di tanah Papua. Seperti Gubernur, MRP, DPRD, maupun penyelenggara birokrat lainnya. Jangan sampai ada oknum tertentu yang punya kepentingan, dan menjadikan tanah Papua seolah-olah tidak aman.
“Jika pemerintah pusat tidak percaya terhadap simbol-simbol negara yang ada disana, bagaimana masyarakat Papua percaya kepada negara. Persoalan penting yang terus menjadi polemik pun tidak akan pernah tuntas ditangani oleh pemerintah pusat. Jakarta jangan berpandangan paranoid terhadap Papua,” ujar Wandik.
Sebelumnya, dalam Pembukaan Rakernas GAMKI di Surabaya pada Jumat (31/1/2020), Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga meminta dukungan dari GAMKI seluruh Indonesia untuk berperan aktif dalam menyukseskan acara PON XX 2020.
Menpora turut memberikan apresiasi atas dukungan GAMKI terhadap upaya Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia sebagai satu bangsa yang utuh. Hal ini yang menjadi alasan Presiden memindahkan ibukota negara ke tengah (Kalimantan) yang Presiden sebutkan sebagai Indonesia Sentris.
“Saya akan sampaikan kepada Presiden bahwa GAMKI mendukung semua program pembangunan yang sudah dicanangkan Bapak Presiden. Mewakili pemerintah pusat, saya mengharapkan partisipasi GAMKI dalam pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai ini. GAMKI harus terlibat menciptakan persaudaraan yang erat dan perdamaian yang abadi,” pungkas Menpora.
Menggapi hal ini, Willem Wandik dalam sambutannya menyampaikan kesiapan GAMKI untuk mendukung pelaksanaan PON 2020 di Papua.
“DPP GAMKI bersama dengan DPD GAMKI Papua mendukung penuh pelaksanaan PON 2020 di Papua. Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah terkait partisipasi GAMKI di dalam menyukseskan pelaksanaan PON ini,” tegas Wandik.
Terkait kondisi di Tanah Papua, Wandik menjelaskan, semua ini terjadi karena kesalahan konsep penyelesaian masalah yang tidak pernah dapat dipertemukan antara “konsep militerisme ala Jakarta” dengan konsep rekonsiliasi humanisme ala pendekatan “Wisdom Culture” dan pendekatan Gereja.
Menurutnya, suku-suku asli di Tanah Papua dulunya berperang antara satu dengan lainnya. Tetapi sejak masuknya pekabaran Injil oleh Sir Car Willem Otto dan Sir Johan Gottlod Geissler pada tahun 1855, tercipta hidup damai dan berdampingan dalam pangkuan Gereja.
Namun sejak era Trikora 1962, era Otsus Papua 2001, sampai hari ini, pendekatan kemanusiaan ini tidak dipahami oleh para pengambil kebijakan di pusat kekuasaan Jakarta. Maka yang terjadi adalah pertumpahan darah di Tanah Papua.
Perjalanan konflik dan masalah sosial yang dihadapi di Tanah Papua, adalah ketidakadilan, penegakan hukum yang diskriminatif, praktek militerisme, dan diabaikannya peran lembaga adat dan gereja.
“Tanah Papua sekali lagi tidak membutuhkan serdadu-serdadu, tidak pula membutuhkan milisi bersenjata. Melainkan membutuhkan kasih Tuhan.
Oleh karena itu, kami mengajak seluruh umat Gereja, para pemimpin nasional, dan seluruh umat beragama di Republik ini. Agar kita semua menyatukan visi perdamaian yang abadi dan menghentikan segala bentuk kekerasan di Tanah Papua. Dengan semangat satu nyawa berharga di Tanah Papua,” ujar Wandik.
Komentar