Jakarta, B-Oneindonesia — Prabowo Subianto setidaknya sudah dua kali bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Manuver Prabowo itu dinilai sebagai upaya melakukan prakondisi untuk menghadapi pergerakan Presiden Joko Widodo, terutama dalam penyusunan kabinet.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, saat ini di publik melihat ada koalisi di dalam koalisi.
Sudah menjadi rahasia umum Presiden Jokowi masih sangat dominan dalam Koalisi Indonesia Maju yang dipimpin Prabowo.
Sementara itu, Prabowo dinilai tidak terlalu mampu mengonsolidasikan Partai Golkar dan PAN, padahal ia mempunyai tugas untuk menyusun postur kabinet periode 2024-2029 mendatang.
Adi Prayitono mengatakan, pertemuan Prabowo dan SBY diduga kuat turut membicarakan topik penyusunan kabinet.
Apalagi, SBY punya pengalaman 10 tahun menjadi seorang presiden.
Menurut Adi, Prabowo butuh masukan dari SBY mengenai bagaimana cara mengendalikan kabinet yang terdiri dari beragam partai politik dan tidak mudah untuk dikonsolidasikan.
“Kabinetnya Prabowo-Gibran ini tidak semudah yang dibayangkan oleh publik, betul bahwa Prabowo ini nantinya adalah presiden yang mestinya cukup otoritatif, cukup powerful mengendalikan partai-partai pengusung di dalamnya,” ujar Adi.
“Tapi kan seringkali publik masih melihat ada ‘manuver’ Jokowi di dalamnya, terutama terkait dengan postur dan pembentukan kabinet di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Menurutnya dua pertemuan dengan SBY dalan rentang yang tidak terlalu jauh menjadi indikasi kuat bahwa Prabowo butuh kepastian.
Prabowo ingin mendapatkan garansi bahwa Demokrat tegak lurus pada Prabowo bukan kepada Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, dalam Koalisi Indonesia maju terdapat Partai Golkar dan PAN. Dua partai ini lebih mendengarkan perintah Jokowi.
Sebelum Pemilu, dua partai ini dengan tegas mengatakan tidak mau bergabung dengan kubu Prabowo jika wakilnya bukan Gibran Rakabuming Raka, yang tak lain putera sulung Presiden.
“Prabowo butuh komitmen penuh dari Demokrat karena dua partai politik pengusung lainnya, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional cenderung lebih dekat dengan Presiden Joko Widodo,” kata Adi Prayitno.
Sebelumnya, Prabowo dan SBY bertemu di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, pada Jumat (23/2/2024) malam lalu.
Pertemuan ini adalah pertemuan kedua antara Prabowo dan SBY selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, keduanya sempat bertemu di Pacitan pada Sabtu (17/2/2024) lalu.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tidak tahu-menahu mengenai isi pertemuan Prabowo dengan ayahnya.
Namun, ia menilai pertemuan SBY dan Prabowo adalah hal baik karena menunjukkan bahwa keduanya bersahabat.
“Jadi Pak Prabowo dengan niat yang baik ingin mendengarkan masukan-masukan dari Pak SBY,” kata AHY di Rumah Dinas Wakil Presiden, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
“Pak SBY juga dengan niat yang baik ingin memberikan masukan dan pengalaman yang mungkin saja bermanfaat,” ujarnya.
Prabowo Intensif Temui SBY, Mau Imbangi Dominasi Jokowi?
Dalam sepekan usai munculnya hasil hitung cepat pemilu 2024, Calon Presiden Prabowo Subianto dua kali menemui Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Peneliti Senior Pusat Riset Politik BRIN Firman Noor, hal ini mengindikasi Prabowo sedang membangun aliansi politik baru yang tidak didominansi oleh pengaruh salah satu pihak, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pertemuan dengan SBY menjadi yang paling intensif dibandingkan dengan sejumlah tokoh lain dari sembilan parpol pengusung Prabowo-Gibran. Pertemuan berlangsung di Museum dan Galeri SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur, pada 17 Februari dan di Cikeas, Bogor, lima hari kemudian.
Menanggapi hal ini, Jubir Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan bahwa Prabowo sejak awal berkomitmen untuk mempersatukan dan menjaga persatuan ketika menjadi Presiden. Kalimat itu, kata Dahnil, selalu diulang-ulang oleh Prabowo.
“Pak Prabowo sering menyampaikan bahwasanya beliau ingin mnejaga dan melanjutkan warisan baik pemimpin-pemimpin sebelumnya,” ujar Dahnil dalam tayangan Primetime News, Metro TV, Senin, 26 Februari 2024.
Menurut Dahnil, seluruh Presiden RI memiliki warisan baik yang harus dilanjutkan. Termasuk SBY, Jokowi, hingga Megawati.
“Pak Prabowo ingin belajar langsung dari para pemimpin-pemimpin sebelumnya, makanya beliau banyak bersilaturahmi, banyak berdialektika dengan presiden-presiden sebelumnya,” bebernya.
Komentar