Manggarai Barat, b-Oneindonesia – Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo menghadiri sekaligus menyerahkan simbolis pinjaman melalui Koperasi Kredit (Kopdit) Obor Mas kepada 3 (tiga) UMKM Binaan dalam acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bidang Manajemen Usaha Dekranas di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (9/6).
Ketiga UMKM binaan Kopdit Obor Mas tersebut di antaranya, Theresia Jaiman dengan jenis usaha tenun ikat Manggarai yang mendapat pinjaman sebesar Rp10 juta. Gedifridus Sisparjo dengan jenis usaha tenun ikat Manggarai, tas dan dompet, dengan plafon pinjaman sebesar Rp5 juta, serta Martina Enim Rotok, dengan jenis usaha pot bunga motif tenun Manggarai, dengan plafon pinjaman sebesar Rp100 juta.
Acara tersebut dihadiri oleh Suzana Teten Masduki selaku Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Bupati Kabupaten Manggarai Barat Edistasius Endi, Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Manggarai Barat Fransiskus Sukur, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satria, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Heru Setiadi, dan Ketua Dekranasda Manggarai Barat Trince Yuni.
Supomo mengatakan, tahun 2020, LPDB-KUMKM telah menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), di mana ada tambahan dana PEN sebesar Rp1,292 triliun. “Dana PEN tersebut salah satunya disalurkan kepada Kopdit Obor Mas sebesar Rp150 miliar. Yang hari ini diserahkan secara simbolis ke anggota Kopdit Obor Mas merupakan dana program PEN,” jelas Supomo.
Selain itu, langkah ini juga diambil sebagai upaya LPDB-KUMKM dalam menggenjot penyaluran dana bergulir khususnya di kawasan Timur Indonesia.
Tahun ini, LPDB-KUMKM menargetkan dapat tersalur pinjaman/pembiayaan hingga Rp2 triliun, dengan tarif layanan pinjaman program PEN sebesar 3 (tiga) persen. Sementara tahun lalu, LPDB-KUMKM sukses menyalurkan dana bergulir hingga Rp2,066 triliun, dan per 7 Juni 2021, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp835,1 miliar.
Di NTT sendiri, sepanjang tahun 2008-2021, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir hingga Rp585,2 miliar kepada 28 mitra koperasi dan 955 UMKM.
Supomo menegaskan, tahun ini LPDB-KUMKM tetap menjalankan program PEN atas arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. “Langkah LPDB-KUMKM sesuai dengan program Kementerian Koperasi dan UKM, juga melaksanakan arahan dari Bapak MenkopUKM bahwa tahun ini masih menyalurkan dana PEN,” tegasnya.
Ia bersyukur, dana yang diberikan tersebut berdampak ke anggota koperasi bukan hanya ke koperasinya saja. Anggota pun kian bertambah besar dan volume aktivitasnya pun bertambah.
“Dana yang diberikan ke Kopdit Obor Mas ini sangat bemanfaat ke masyarakat di NTT, terutama ke sektor penunjang pariwisata, usaha wastra atau kain tenun, maupun sektor pertanian. Intinya disalurkan ke sektor produktif bukan konsumtif,” imbuh Supomo.
Supomo berharap, Kopdit Obor Mas menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lainnya, khususnya dalam hal menumbuhkembangkan UMKM dengan cara bergabung dengan wadah usaha koperasi. “Karena kalau bergabung di koperasi, akses pembiayaan jadi murah dan mudah. Koperasi yang mendapat pembiayaan dari LPDB-KUMKM pun syaratnya harus koperasi yang baik secara kelembagaan dan operasional, juga tak kalah pentingnya adalah transparan. Hal ini guna memudahkan LPDB-KUMKM dalam melakukan evaluasi dan monitoring ke depannya,” jelas Supomo.
Ia menyatakan, LPDB-KUMKM senantiasa harus hadir di kawasan Indonesia Timur, agar tujuan pemerataan pembiayaan dapat terjadi. “LPDB-KUMKM sebagai wakil dari pemerintah harus hadir secara nyata. Apalagi di tengah kondisi pandemi akibat Covid-19, ternyata kehadiran LPDB-KUMKM disambut hangat oleh masyarakat. Melalui evaluasi kami, semua dana disalurkan ke koperasi untuk sektor produktif. Otomatis akan menunjang ekonomi secara nasional,” ucapnya.
Optimisme Kopdit Obor Mas
Di kesempatan yang sama, General Manager Kopdit Obor Mas (Kabupaten Sikka), Leonardus Frediyanti Moat Lering mengaku bersyukur dan terbantu atas pemberian pinjaman LPDB-KUMKM, terutama di saat pandemi Covid-19.
“Jujur saja ketika Maret-Agustus 2020 lalu UMKM terkena dampak terberat akibat aktivitas yang dibatasi. Apalagi sektor pariwisata, kami langsung jatuh. Tapi setelah itu turunlah dana bergulir dari program PEN, itu kami rasakan betul manfaatnya,” yakin pria yang akrab disapa Yanto ini.
Yanto merinci, pinjaman LPDB-KUMKM yang disalurkan Kopdit Obor Mas kepada UMKM nominalnya bervariatif. Mulai dari Rp5 juta hingga Rp250 juta dengan bunga hanya 3 (tiga) persen. Koperasi yang memiliki anggota 112 ribu dengan aset Rp1,38 triliun, sebanyak 40 persen ada di sektor pertanian. Mulai dari cengkeh, holtikultura, kakao hingga budidaya tanaman jambu mete untuk diekspor.
“Sekitar 17 persen kami bergerak di peternakan unggas, juga kambing. Sisanya kami masih berikan ke perdagangan, tapi jumlah pinjamannya kecil,” tuturnya.
Ke depan ia berharap, akan lebih banyak lagi membantu UMKM binaannya lewat kemudahan pembiayaan LPDB-KUMKM. Ia juga mengajak dan memotivasi para UMKM untuk bergabung dengan koperasi, guna memudahkan dari sisi akses pembiayaan hingga pelatihan.
“Sehingga tahun ini kami optimis, jumlah anggota akan bertambah hingga 130 ribu orang,” pungkasnya.
Komentar