Jakarta, b-Oneindonesia – Politikus senior Golkar, Ir H Ahmadi Noor Supit, menyoroti secara tajam kaderisasi semua partai politik di Indonesia karena tidak berjalan dengan benar.
“Di mana-mana parpol tidak lagi melakukan kaderisasi yang benar. Sehingga pencalonan pemimpin partai bukan kader, tapi siapa yang bisa bayar,” ujar mantan DPR RI ini.
Memet sapaan akrabnya, mengungkapkan hal itu dalam pidato politiknya setelah terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dalam Rapimnas III dan Munas XI di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (25/7).
Menurutnya, meski seorang kader mengabdi di suatu organisasi masyarakat dan partai politik begitu lama, begitu ada rekrutmen yang berkesempatan adalah yang bisa membayar.
“Kapasitas pemimpin seperti itu ketika jadi menteri, misalnya, tidak teruji. Padahal kaderisasi kepemimpinan, harusnya berjenjang,” jelasnya.
Proses kaderisasi di militer saja, lanjut Memet, dimulai dari pangkat letnan, kapten, kolonel sampai jenderal. Begitu juga birokrasi sipil. Kaderisasi kepimpinan bangsa ini, harusnya berjenjang.
“Karena itu, SOKSI tidak boleh lagi membiarkan seorang pemimpin lahir dari proses tidak benar,” tandasnya.
SOKSI, sambung Memet, harus bisa memberikan kader pilihan terbaik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Untuk itu, SOKSI harus kembali melakukan kaderisasi kepemimpinan.
“SOKSI tidak kenal kader lompat sana lompat sini. Kita sebagai organisasi, selalu kenal siapa yang memimpin SOKSI,” pungkasnya.
Memet mengajak seluruh jajaran SOKSI, dari tingkat depinas hingga ranting, bersiap di masa depan untuk melakukan kaderisasi kepemimpinan agar tidak mengecewakan bangsa Indonesia.
“Mari kita semua bertekad dari depinas hingga ranting, bersiap ke depan direkrut jadi pemimpin di tiap tingkatan. Kita tidak boleh kecewakan bangsa ini, tidak boleh jadi pemimpin karbitan,” ajaknya.
Komentar